Senin, 24 Desember 2012

Contoh Resensi Novel


I. RESENSI NOVEL

Lupus Sang Idola
Oleh : Nissa Amelia Pahlevy

Judul                          : Lupus Kecil “Iiih Takuuut !!”
Pengarang                  : Hilman Hariwijaya dan Boim Lebon
Penerbit                      : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit             : 2001
Dimensi                      : 144 halaman, 18 cm
ISBN                           : 979-655-972-2

            Ekspresif. Ya mungkin hal tersebut yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui seri-seri novel Lupus kecil. Dalam segala seri ceritanya digambarkan dunia anak-anak yang lincah, ceria, menyenangkan dan ekspresif penuh dengan canda serta tawa. Seri novel Lupus kecil pada garis besarnya menceritakan tentang kehidupan sehari-hari keluarga Lupus yang terdiri dari Papi, Mami, Lupus, dan adiknya yang bernama Lulu. Walaupun pokok ceritanya mengenai tersebut yang terlihat simple dan sederhana, namun pengembangannya sangat menarik untuk diikuti.

Pada seri novel Lupus kecil “Iiih Takuuut !!” disajikan cerita yang dibagi menhjadi sepuluh bab kecil tentang Lupus yang saat itu duduk di kelas empat SD dan Lulu kelas tiga SD. Penulis menyesuaikan cerita dengan umur tokoh-tokoh yang ada di dalamnya. Menariknya di dalam seri novel Lupus kecil ini dipenuhi oleh berbagai macam tebakan yang menggelitik bagi siapa saja yang membacanya. Tebakan yang ringan namun sangat menghibur, cukup menyenangkan bagi anak-anak maupun orang dewasa yang membaca.
Rupanya Hilman Hariwijaya dan Boim Lebon ingin mengangkat dunia anak-anak yang sangat menyenangkan, dan inspiratif bagi pembaca, pasalnya Lupus sang tokoh utama merupakan sosok anak yang pandai bergaul dan disenangi oleh banyak orang dengan caranya sendiri, dengan guyonan-guyonan yang menghibur. Selain itu kehangatan yang ditunjukkan oleh keluara Lupus sangat inspiratif, kedekatan antara orang tua dan anak-anaknya sangat terasa, dan mereka sangat nyaman dengan keadaan seperti itu walaupun sering diselipi oleh pertengkaran-pertengkaran kecil antar anggota keluarga ataupun dengan tokoh lain di luar anggota keluarga, namun semua masalah yang muncul selalu dapat  diatasi dengan baik oleh tokoh yang ada didalamnya. Melalui itu semua seakan penulis ingin mengingatkan tentang arti pentingnya keluarga dalam hidup ini.
Seri novel ini disusun dengan tata bahasa yang enak untuk dibaca dan mudah dipahami maksud yang ingin disampaikan oleh penulis, karena menggunakan bahasa yang sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Juga digunakan bahasa anak seumuran SD yang tentunya sangat mudah dipahami oleh segala kalangan. Alur yang digunakan juga sesuai dengan kaidah pembuatan alur dalam novel maupun cerpen. Isinya menunjukan kejadian kejadian yang sering terjadi di masyarakat yang menggelitik. Dalam setiap bagian bab di seri novel Lupus kecil ini terkandung amanat bagi setiap orang yang membacanya. Seri novel ini dikemas dengan sangat menarik sehingga dapat membuat setiap orang ingin membacanya.
Terlepas dari itu semua, yang disayangkan adalah pada saat pencapaian puncak konflik, ketika konflik sudah sampai puncak cerita tiba-tiba mereda dengan begitu saja akibat tebakan-tebakan yang dilontarkan oleh tokoh, sehingga konflik yang timbul tidak sampai mengena ke pembaca karena telah terlalu cepat diredakan oleh tebakan si tokoh. Selain itu keterpaduan antar bab memang kurang terlihat, seakan setiap bab yang ada di alamnya berdiri sendiri sehingga terkesan seri novel ini seperti kumpulan cerita pendek. Seharusnya penulis memperlihatkan ketepaduan antar cerita sehingga terbentuk sebuah karya yang memang berkualitas baik yang dapat dibaca oleh sega kalangan.
Langkah Hilman dan Boim untuk mengulas sisi lain kehidupan sehari-hari keluarga kecil Lupus yang bahagia dan mendukung satu dengan yang lain ini sangat tepat. Karena kita menjadi sadar akan pentingnya dukungan dari keluarga terhadap segala sesuatu yang kita lakukan. Tanpa keluarga maka setiap orang tidak akan mengerti tentang arti kehidupan ini.


II. UNSUR DALAM NOVEL

A.    UNSUR INTRINSIK NOVEL
1.      Tema                           : Kehidupan sehari-hari keluarga Lupus
2.      Latar
a.       Latar tempat          : rumah Lupus, lapangan, jalan raya, rumah Windy, toko
  elektronik, rumah Ubu, rumah Happy, sekolah Lupus
b.      Latar waktu           : pagi hari, siang hari, sore hari, malam hari
c.       Latar suasana        : menyenangkan, menggelikan, tegang, menyedihkan, lucu,
  Mengharukan
3.      Penokohan
a.       Lupus                    : penuh ide, pandai, lucu, mudah bergaul
b.      Lulu                       : kekanak-kanakan, pandai, lucu
c.       Papi                       : hemat, tegas,baik hati
d.      Mami                     : penyayang anak-anak, bijak
e.       Pepno                    : lucu, menyenangkan
f.       Iko-Iko                  : lucu, menyenangkan
g.      Iwel-Wel               : minder, pemalu
h.      Happy                   : baik hati, ramah, menyenangkan
i.        Windy                   : penyayang
j.        Kiky                      : kekanak-kanakan
k.      Ubu                       : baik hati, ramah, menyenangkan
4.      Alur                             : Progresif
5.      Amanat                       : Keluarga merupakan bagian terpenting dalam sebuah
  kehidupan, maka sayangilah keluarga dan teman-temanmu
  karena merekalah yang selaluada ketika kita membutuhkan
  bantuan.
6.      Sudut pandang                        : Sudut pandang orang ketiga serba tahu
7.      Gaya bahasa                : Menggunakan bahasa yang dipakai dalam kehidupan sehari
  hari sehingga mudah untuk dipahmi oleh pembaca dan
  menyenangkan



B.     UNSUR EKSTRINSIK NOVEL
1.      Latar Belakang Kehidupan Pengarang
Hilman Hariwijaya yang lahir di Jakarta pada tanggal 25 Agustus memang telah suka mengarang semenjak remaja, dirinya telah membuat serial Lupus di Majalah HAI, Hilman mempunyai hobi membaca dan menonton film ini telah sukses menjadi Section Head Drama. Sedangkan Boim Lebon yang nama aslinya adalah Sudiyanto pada tanggal 17 Juli juga memiliki hobi dan pekerjaan yang sama dengan Hilman, sehingga keduanya dapat menciptakan karya Lupus yang menjadi idola setiap remaja.

2.      Nilai-nilai yang berkembang di masyarakat
a.       Nilai Sosial      : Lupus gemar menolong temanya yang sedang membutuhkan, dengan
  caranya sendiri. Tidak hanya Lupus namun setiap tokoh saling
  menolong satu sama lain.
b.      Nilai Budaya   : Kehidupan keluarga Lupus sangat mengutamakan kebersamaan
  seperti makan bersama di meja makan, saling menghormati, Papi
  sebagai kepala keluarga yang selalu mengambil keputusan dalm
  setiap keadaan.
c.       Nilai Ekonomi : Papi sangat memperhatikan setiap ada urusan keuangan. Papi sebagai
  kepala keluarga selalu memperhitungkan urusan keuangan dalam
  keluarga.

III. SINOPSIS CERITA

Sepeda Iwel-Wel Sendiri Lagi
Lupus akhir-akhir ini sangat senang bersepeda, dia bersepeda dengan sobatnya yaitu Pepno. Lupus mempunyai kawan baru yang bernawa Iwel-Wel dia mempunyai hobi yang aneh yait gemar bersepeda sendirian, berkali-kali Lupus dan Pepno mengajak Iwel-Wel untuk bersepeda bersama namun dia menolak dan enggan menjawab apa alasanya, setelah beberapa waktu akhirnya Iwel-Wel mengaku jika dia malu dengan teman-temanya karena sepeda yang ia miliki sudah jelek dan berbeda jauh dari milik teman-temanya. Lupus meyakinkan Iwel-Wel tetapi ia tetap menolak, sampai suatu saat Iwel-Wel dibelikan sepeda baru oleh ayahnyayang sangat canggih dan bagusnya bukan main, setelah itu gantian Iwel-Wel yang mengajak Lupus dan Pepno main, tetapi mereka berdua menolak dengan berbagai alasan. Namun alasan yang pasti adalah karena mereka merasa maludenga sepeda yang dimiliki Iwel-Wel.

Teve Papi
            Papi Lupus berniatan untuk membeli TV baru yang lebih besar dan bagus dibandingkan dengan TV lama yang mereka miliki, namun TV lama akan dijual oleh Papi untuk uang tmbahan membeli TV baru, namun Mami tidak setuju dan mengingikan Tv yang lama digunakan oleh Luus dan Lulu agar tidak berebut lagi dengan Papi. Sekuat tenaga Lupus dn Lulu mencari cara agar oran yang akan menawar TV Papi tidak mau membelinya, mereka memasang jebakan disepanjang rumah, dan yap semua jebakan berhasil. Namun orang yang akan menawar TV Papi itu keesokan harinya datang lagi ke rumah ersebut untuk bernegosiasi tentang harga TV dengan Papi, dan ketika bertemu untuk kedua kalinya Lupus dan Lulu meminta kepada orang itu agar tidak membeli TV mereka dengan memberikan sogokan berupa berbagai macam makana, akhirnya orang tersebut mengurungkan niatnya untuk membeli TV Papi.

Happy dan Sepeda, Lupus dan Sepeda-Sepeda
            Happy teman Lupus satu kelas meminta Lupus untuk mengajarinya naik sepeda. Sebenarnya Lupus enggan dengan tawaran Happy, namun karena Happy menjanjikan untuk memberikan honor pada Lupus jika berhasil membuatnya mahir bermain sepeda dalam waktu satu minggu ini, maka Lupus menerima ajakan Happy karena dia butuh uang untuk mendaftar lomba lukis. Daam seminggu Lupus menjadi guru Happy, namun tak ada hasilnya, Happy masih saja jatuh ke got, dan sampai waktunya tibapun Happy belum kunjung mahir bersepeda, namun Lupus telah meminta bayaranya, dia membutuhkan uang itu dan berjanji akan membantu Happy dalam mengikuti Funbike.Dan keesokan harinya Lupus menepati janjinya, dia membantu Happy mengikuti Funbike dengan cara memegangi sepeda Happy sampai garis finish, terang sja setelah itu Lupus pegal-pegal, tetapi dia harus segera ke tempat lomba lukis, ketika sampai disana panitia lomba memberitahukan bahwa anak-anak harus menggambar sepeda, sontak saja Lupus langsung pingsan.

Malam Tahun Baru yang Bau
            Ketika itu keluarga Lupus akan merayakan Tahun Baru, namun tidak bersama, mereka akan merayakanya bersama teman-teman mereka. Ketika siang harinya Papi akan mandi, air di dalam amar mandi habis dan meminta Mami untuk menyalakannya akan tetapi tidak bisa, lalu Papi mengecek dan ternyata listrik mati diikuti oleh saluran air yang juga ikut mati. Semua anggota keluarga Lupus merasa resah karena mereka harus pergi ke acara mereka masing-masing namun air tak kunjung menyala. Lalu Papi memutuskan untuk pergi ke rumah saudara mereka yang ada di lain tempat untuk menumpang mandi, mereka berangkat dengan kondisi bau dan terkena macet di jalan. Ketika sampai disana mereka tidak menemukan saudara mereka karena ternyata baru saja pergi untuk merayakan tahun baru sehingga mere mengurungkan niat untuk pergi.

Jangan Menangis Lagi Ya, Ky
            Windy adalah salah seorang teman Lupus. Pada suatu hari Windy pulang cepat-cepat ke rumah dan ditemuinya adik kecilnya yaitu Kiky sedang menangis kencang, ternyata dia tak mau makan. Bibi baru Kiky pun tak berhasil membujuk Kiky untuk makan, lalu Lupus dan kawan-kawanya lewat depan rumah Windy, seketika itu Lupus langsung membanyol dan menyebabkan Kiky tersenyum dan mau menelan makanan yang diberikan oleh Bibinya. Namun ketika Lupus dan kawan-kawanya pulang, Kiky kembali menangis dan tidak mau makan. Lalu Windy menelpon Lupus dan bertanya bagaimana cara agar Kiky mau makan, Lupus mengingatkan untuk memberikan kesenangan-kesenangan Kiky dan ternyata berhasil, Kiky mau makan kembali.

Gara-gara Play Station Sih
            Pada saat itu anak-anak di kompleks rumah Lupus sedang senang-senangnya bermain Play Station begitupula dengan Lupus, ia menghabiskan waktu dan uang jajanya untuk bermain. Sudah berulang kali Mami mengingatkan Lupus namun tetap saja tidak digubris olehnya. Sampai pada suatu saat di kantor Papi ada bazar murah dan Mami memutuskan untuk mengajak Lupus dan Lulu. Lupus ingin sekali memiliki sepatu tinggi untuk sekolah, tetapi seketika harapan Lupus runtuh karena Mami berkata tak akan membelikan Lupus karena Lupus sudah diberikan oleh Papi uang lebih untuk ditabung, namun uang tersebut sudah dihabiskan Lupus untuk main Play Station. Dan Lupus tidak dapat membeli kebutuhannya.

Ngeles Berhadiah
            Pulang sekolah, Lupus tak sabar menemui Mami untuk meminta agar didaftarkan bimbingan belajar. Mami pun setuju akan tetapi ahrus meminta persetujuan Papi untuk mendaftarkannya. Sepulang dari kantor, Papi memberitahu Mami bahwa Mami mendapat hadiah dari toko elektronika dan dihimbau untuk mengambilnya hari itu juga. Sontak Lupus sangat senang mendengarnya dia pikir hadiah yang didapat akan digunakanya untuk mendaftarkan Bimbel. Papi dan Mami siang itu juga menuju ke too elektronik yang dimaksud, lalu betapa kagetnya Mami ternyata untuk dapat mengambil hadiahnya mereka harus membeli produk dengan harga minimal tiga juta dan hadiahnyapun tidak seberapa. Lalu mereka memutuskan untuk pulang dan Lupuspun kecewa.

Badut Ulang Tahun
            Ubu adalah teman sekelas Lulu, dia sebentar lagi akan merayakan ulang tahunnya. Lupus dan Lulu sibuk mencari kado untuk si Ubu. Mereka memutuskan untuk membelikan Ubu buku dongeng, namun niat itu tidak jadi karena mereka mendapat hadiah dari badut yang ada di pusat perbelanjaan itu. Setelah sampai rumah Ubu menelpon Lulu dan memeritahu bahwa dia ingin mendatangkan badut di acara ulang tahunnya dan dia mminta Lulu untuk mencarikan badut tersebut, seketika mendengar itu Lupus langsung menyeletuk agar Papi yang menjadi badut, dan benar Papi mau menjadi badut asal mendaptkan honor. Pada hari yang ditunggu Papi berdandan seperti badut sungguhan dan dia menghibur anak-anak yang datang meski pada awalnya agak kaku namun Papi berhasil menghibur semua yang datang. Papi juga mendapat honor yang diharapkannya. Tetpai ketika sampai rumah, Mami mengingatkan Papi bahwa ada pertemuan dengan client di kantor, Papi pun tanpa tunggu apa-apa langsung pergi ke kantor dengan wajah seperti badut, dan ketika sampai di ruan meeting, seisi ruangan kontan tertawa terbahak-bahakmelihat Papi.

Kado
Tiba saatnya Happy yang merayakan ulang tahun, ketika itu Lulu sibuk menyiapkan hadiah untuk Happy, dia memutuskan membeli tas sekolah yang dianggapnya sangat cocok untuk Happy. Sedangkan Lupus sama sekali tidak membelikan kado untuk Happy. Ketika datang saatnya untuk merayakan Happy Lulu sangat semangat dan datang awal, berbeda dengan Lupus yang memilih datang telat agar tidak kentara jika tak membawa kado. Namun Lupus mengaku pada Happy jika dia membawa kado. Ketika ulang tahunya Lupus, teman-teman datang ke rumah Lupus untuk memberi kado begitu juga Happy. Ketika dibuka betapa kagetnya Lulu bahwa kado yang diberikan pada Lupus adalah sama dengan kado yang diberikanya untuk Happy. Lulu marah dan ingin bertemu kepada Happy, namun ketika bertemu Lulu pun kaget karena tas yang dimiliki Happy memang ternyata kembar dengan Lupus, ternyata Happy memang sengaja membeli tas yang sama dengan Lupus agar bisa kembaran.

Iiih Takuuut !!
            Pada malam Jumat Kliwon itu Lupus ditinggal oleh Papi, Mami, dan Lulu yang akan Pergi ke rumah om Imron. Lupus memang awalnya tidak takut, namun lama lama dia merasa takut karena mendengar suara-suara aneh yang muncul di tenga malamnya. Lupus kemudian menelpon Pepno untuk tidur di rumahnya, Lupus takut pada ituan, ituan yang dimaksud adalah setan. Namun sayangnya Pepno tidak dapat ke rumah Lupus karena tidak diijinkan oleh ibunya. Ketika Lupus hendak kembali ke kamarnya, ada suara telpon yang misterius dan Lupus pun mengangkatnya. Ketika diangkat tiba-tiba Lupus pun takut dan berlari ke kamarnya. Terdengar di luar ada tiga orang yang mengetuk ngetuk kamar Lupus, ternyata Papi, Mami, dan Lulu semenjak tadi bersembunyi di luarmereka berusaha membangunkan Lupus namun Lupus tidak dengar akhirnya dibantu oleh pak Satpam dan mereka bisa masuk. Mereka sebenarnya tidak pergi ke tempat om Imron, tetapi membelikan kadountuk Lupus.

Oleh : Nissa Amelia Pahlevy 
Kelas: XII Aksel 2 / 20
SMA Negeri 1 Surakarta
2011/2012
 

2 komentar:

rossalina mengatakan...

keren, kreatif, lengkap... good... :-)

Vanessa R mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Posting Komentar

 
;